Mudah Ciutkah Nyali Anda ???




Mudah Ciutkah Nyali Anda ???

Inilah yang banyak terjadi pada banyak orang, belum melangkah saja sudah putus harapan, mundur, menghindar dan menjadi ciut nyalinya. Belum melangkah saja sudah ketakutan. Belum melangkah sudah kebingungan, patah semangat, langsung menghindar, dll.

Baru mau belajar berjalan saja, sudah takut akan bayangan jatuh yang menakutkan. Padahal, kalau mereka sudah merasakan sakitnya jatuh karena berjalan, maka ia takan pernah takut lagi untuk belajar berjalan.

Inilah yang menjadi masalah kebanyakkan orang tentang mengartikan 'jatuh' pada saat belajar berjalan. Memang tak sedikit mereka yang baru belajar berjalan kemudian jatuh kesakitan dan beberapa saat kemudian tak mau lagi belajar berjalan.

Inilah ilustrasi sekaligus makna dari sebuah resiko dari pelajaran untuk 'belajar berjalan' Anak Balita. Tentang sebuah Resiko dari keputusan untuk bisa berjalan dari merangkak. Bukankah makna 'jatuh' hanyalah sebuah kemungkinan yang harus dihadapinya. Dan bukankah, makna jatuh itu sendiri memberi hikmah ttg bagaimana kita bisa berdiri lagi dan mencari cara untuk menyiasati. Masak hanya karena jatuh, mereka terus tak mau berjalan untuk selama-lamanya. Bukankah dengan jatuh kita lebih mampu untuk belajar ttg segala sesuatu untuk lebih cepat 'berjalan'.

Di sinilah gambaran orang yang stres, mudah ciut nyalinya, patah semangat, dll. Mereka mau berjalan namun takut untuk jatuh. Padahal teman-temannya sudah mampu untuk berjalan dan bahkan sudah mampu untuk berlari. Kesendirian dan ketakutan yang ada, menjadikan ia sangat tertekan, menjadi ciut nyali dan bingung.

Kesendirian yang telah dibuatnya sendiri oleh ketakutan-ketakutan akan bayangan-bayangan jatuh yang sangat menyeramkan. Bingung karena teman-temannya sudah bisa terseyum riang berjalan dan berlari. Bingung yang diciptakan sendiri hanya takut akan seramnya bayangan.

Pertentangan dan gejolak jiwa inilah yang membuat seseorang mudah ciut nyalinya, tertekan, mudah lari dari kenyataan, stres, dll. Takut, bingung, tertekan dan stres yang diciptakan sendiri, hanya karena takut banyangan yang menakutkan. Bingung dan stres hanya karena tak mau keluar dari keterkungkungan ketakutannya. Jadi kalau kita takut jatuh ! bagaimana kita bisa keluar dan mencari celah masalah yang ada ?

Bukankah jatuh bisa diantisipasi. Bukankah jatuh itu bisa disiasati. Bukankah jatuh adalah cara untuk memperkaya ide, gagasan dan strategi.

Dalam masalah ini, bukankah jatuh bisa dihindari kalau kita jeli menemukan cara yang bisa mengatasinya. Lalu bagaiman kita akan keluar dari keterkukungan kebingungan, stres, dll, kalau kita tak mau menghadapi atau malah menghindari. Dan kalau kita tak mau mencoba dan menyiasati masalah yg ada, bagaimana mungkinbisa keluar dari masalah. Bukankah masalah sebenarnya bukan masalah !

Ayolah !
Hadapi hidup.
Atau malah hanya mau jadi pengecut untuk hidup.
Pengecut yang tak mau mengahadapi masalah hidup untuk hidup.
Percayalah tak ada tempat bagi seorang pengecut di dunia ini.
Kecuali hanya akan menjadi permainan hidup para pengecut lainnya.
Pengecut yang tak akan punya masa depan yang menyenangkan dan bahkan menyedihkan dalam hidupnya.
Mudah dipecundangi para pecundang.
Mudah terpuruk dalam persaingan.
Takkan ada tempat yang menyenangkan bagi mereka, kecuali kekalahan dan kemandekan.
Lalu siapakah orang bodoh yang mau jadi seorang pengecut ???

Maka Hadapilah.... !
Dan berkembanglah... untuk menjadi diri sendiri !

Ttd Masidan.


Salam sukses untuk semua !

No comments:

Post a Comment